Tuesday, May 15, 2018

Sistem Distribusi


Sistem Distribusi- Menurut Febriana, Sistem distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar sampai konsumen. Jadi fungsi distribusi tenaga listrik sebagai penyalur tenaga listrik ke beberapa tempat (pelanggan) karena catu daya pada pusat-pusat beban (pelanggan) dilayani langsung melalui jaringan distribusi.
       Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik besar dengan tegangan dari 11 kV sampai 24 kV dinaikkan teganganya oleh gardu induk dengan transformator penaik (step up) tegangan menjadi 70 kV, 154 kV, 220 kV, atau 500 kV kemudian disalurkan melalui saluran transmisi. Tujuan menaikkan tegangan ialah untuk memperkecil kerugian daya listrik pada saluran transmisi. Dari saluran transmisi, tegangan pada gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik oleh saluran primer. Dari saluran distribusi primer inilah gardu-gardu distribusi mengambil tegangan untuk diturunkan teganganya dengan trafo distribusi menjadi sistem tegangan rendah, yaitu 220/380 Volt. Kemudian selanjutnya disalurkan oleh saluran distribusi sekunder ke konsumen- konsumen. Dengan jelas bahwa sistem distribusi merupakan bagian yang penting dalam sistem tenaga listrik secara keseluruhan. Berikut ini adalah gambar dari sistem distribusi tenaga listrik.  

Jaringan Distribusi Primer- Menurut Hasan dan Muh.Iqbal, jaringan distribusi primer disebut juga Jaringan Tegangan Menegah (JTM). Penggunaan sistem tegangan menegah sebagai jaringan utama adalah upaya utama menghindarkan rugi-rugi penyaluran (losses) dengan kualitas persyaratan tegangan yang harus dipenuhi oleh PT. PLN Persero selaku pemegang kuasa usaha utama sebagaimana diatur dalam UU ketenagalistrikan No. 30 Tahun 2009. dengan ditetapkannya standar tegangan menengah sebagai tegangan operasi yang digunakan di Indonesia adalah 20 kV , konstruksi JTM wajib memenuhi kriteria keamanan ketenaga listrikan, termasuk didalamanya ada jarak aman minimal antara fase dengan lingkungan dan antara fase dengan tanah, bila jaringan tersebut menggunakan kabel udara pilin tegangan menegah atau kabel bawah tanah  tegangan menegah serta kemudahan dalam hal pengoperasian atau pemeliharaan dalam keadaan bertegangan pada jaringan utama. Hal ini dimaksudkan sebagai usaha menjaga keandalan kontinyuitas pelayanan konsumen.
       Ukuran dimensi konstruksi selain untuk pemenuhan syarat pendistribusian daya, juga wajib memperhatikan syarat ketahanan isolasi penghantar untuk keamanan pada jaringan 20 kV. Lingkup Jaringan Tegangan Menengah pada sistem distribusi di Indonesia dimulai dari terminal keluar (out-going) pemutus tenaga dari transformer penurun tegangan Gardu Induk atau transformator penaik tegangan pada pembangkit untuk sistem distribusi skala kecil, hingga peralatan pemisah proteksi yang masuk (in-Coming) transformator distribusi 20 kV – 231/400V.
       Konstruksi jaringan tenaga listrik tegangan menengah dapat dikelompokkan menjadi 3 macam konstruksi yaitu Saluran Udara Tengangan Menengah (SUTM), Saluran Kabel Udara Tegangan Menengah (SKUTM), dan Saluran Kabel Tanah Tegangan Menengah (SKTM). Berikut adalah penjelasan mengenai ketiga macam konstruksi ini :

1.      Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)
       Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) adalah sebagai konstruksi termurah untuk penyaluran tenaga listrik pada daya yang sama. Konstruksi ini terbanyak digunakan untuk konsumen jaringan tegangan memengah yang digunakan di Indonesia.
       Ciri utama jaringan ini adalah menggunakan penghantar telanjang yang ditopang dengan isolator pada tiang besi/beton. Penggunaan penghantar telanjang, dengan sendirinya harus diperhatikan faktor yang terkait dengan keselamatan ketenagalistrikan seperti seperti jarak aman minimum yang harus dipenuhi penghantar bertegangan 20 kV tersebut antar fasa dengan bangunan atau dengan tamanan serta jangkauan manusia. Termasuk dalam kelompok yang diklasifikasikan SUTM adalah juga bila penghantar yang digunakan adalah penghantar berisolasi setengah AAAC-S (half insulated single core). Penggunaan penghantar ini tidak menjamin keamaman terhadap tegangan sentuh yang dipersyaratkan akan tetapi untuk mengurangi resiko gangguan temporer khususnya akibat sentuhan tanaman.
2.      Saluran Kabel Udara Tegangan Menengah
       Untuk lebih meningkatkan keamanan dan keandalan penyaluran tenaga listrik, penggunaan penghantar telanjang atau penghantar berisolasi setengah pada konstruksi jaringan Saluran Udara Tegangan Mengengah 20 kV. Dapat juga digantikan dengan konstruksi penghantar berisolasi penuh yang dipilin. Isolasi penghantar tiap fase tidak perlu pelindung mekanis. Berat kabel pilin menjadi pertimbangan terhadap pemilihan kekuatan beban kerja tiang beton penopangnya.
3.      Saluran Tanah Udara Tegangan Menengah
       Konstruksi SKTM ini adalah konstruksi yang aman dan andal untuk mendistribusikan tenaga listrik Tegangan Menengah, tetapi relatife lebih mahal untuk  penyaluran daya yang sama. Keadaaan ini dimungkinkan dengan konstruksi isolasi penghantar per fasa dan pelindung mekanis yang dipersyaratkan. Pada rentang biaya yang diperlukan, konstruksi ditanam langsung adalah termurah bila dibandingkan dengan penggunaan conduit atau bahkan tunneling (terowongan beton). Penggunaan Saluran Kabel bawah tanah  Tegangan Menengah (SKTM) sebagai jaringan utama pendistribusian tenaga listrik adalah sebagai upaya utama penigkatan kualitas pendistribusian. Dibandingkan  dengan SUTM, penggunaan SKTM akan memperkecil resikokegagalan operasi akibat faktor eksternal/ meningkatkan keamanan ketenagalistrikan secara garis besar, termasuk dalam kelompok SKTM adalah :
1.      SKTM tanah dibawah – underground MV Cable,
2.      SKTM laut – Submarine MV Cable.
       Selain lebih aman, namun penggunaan SKTM lebih mahal untuk penyaluran daya yang sama, sebagai akibat konstruksi isolasi penuh penghantar per fasa dan pelindung mekanis yang dipersyaratkan sesusai keamanan ketenagalistrikan. Penerapan instalasi SKTM seringkali tidak dapat lepas dari instalasi Saluran  Udara Tegangan Menengah sebagai satu kesatuan sistem distribusi sehingga masalah transmisi konstruksi diantaranya tetap harus dijadikan perhatian.

No comments:

Post a Comment

Talkin Menjelang Kematian

Tidak ada seorang pun yang mengetahui kapan ia akan meninggal. Namun, ketika seorang sedang sakit parah dan tak tersembuhkan, orang tersebu...